CHANGE THE WAY OF US SEES THE WORLD

Kemarin dunia berduka dengan meninggalnya Steve Jobs. Siapa yang tidak mengenal teman serta musuh bebuyutan Bill Gates itu? kalau anda pengagum Apple, anda pasti akan sangat mengagumi seorang pemuda putus sekolah berumur 21 tahun yang mendirikan Apple Computer Co.

Kalau anda pengguna iPod, iTunes, iPhone, Ipad,PC maupun Notebook/Netbook Apple dengan OS Machintosnya, pasti akan sangat mengenal kakek berumur 56 tahun (lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat, 24 Februari 1955) yang baru saja tutup usia akibat kanker pankreas dan menjalani transplantasi hati pada 2009. Anda yang suka berpidato juga pasti sangat terinspirasi pada Pidato " THERE IS SOMETHING IN THE AIR" ketika meluncurkan produk Notebook yang diberi nama "Macbook Air, sebuah komputer yangtertipis dan teringan di dunia hingga bisa dimasukkan pada sebuah amplop.

Teman-teman saya di Inspirit Jakarta, saking mengidolakan kakek Steve menjadikan kantor mereka sebagai "Pusat Apple" bahkan dalam pelatihan yang difasilitasi mereka, ujung-ujung ada iklan terselubung tentang produk Apple. lantas mengapa kakek ini begitu diidolakan? apa sih sisi lebih dari seorang kakek ini sehingga teman-teman saya di Inspirit bahkan menjadikannya "Dewa" dan produk Apple menjadi instrumen penting yang tidak bisa di tinggalkan?

Barangkali kata yang diucapkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dalam ungkapan dukanya bisa mencitrakan mengapa orang ini begitu dipuja. "HE CHANGE THE WAY OF US SEES THE WORLD", Kata Barack Obama, atau kalau dalam katong pung bahasa : " Itu bapatua tu su rubah katong pung cara pandang pada dunia". yah memang kakek Steve sudah rubah cara pandang kita pada dunia. Kakek Steve membuktikan bahwa tidak ada satu yang mustahil yang penting ada kemauan dan mau merubah cara pandang kita. Kakek Steve berhasil merubah komputer yang dahulu sebesar gedung menjadi sesuatu yang seringan udara, Kakek Steve juga sudah mengajarkan kita untuk jangan terkukung pada pola pikir apatis, ragu dan memandang pada persoalan yang harus selesaikan (deficit thinking) menjadi berpikir yang dinamis, positif terhadap berbagai realita (positive thinking/strenght thinking).

Pengalaman hidup dan semangat juang Kakek Steve sejalan dengan konsep berpikir sekarang yang dimotori oleh konsep berpikir appreciative inquiry dengan metode 4 D (Discover-Menemukan,Dream-Bermimpi/impian,Design-Merancang,Destiny-Tujuan). Tak heran para businessman yang berhasil, selalu menerapkan konsep AI ini, atau menerapkan metode sejenis yakni Strength Based Aproach/Asset Based Aproach. bagi mereka yang sejalan dengan konsep kakek Steve, lupakankan segala masalah yang ada, marilah kita "bermimpi" dan mendesign cara untuk menggapai mimpi tersebut. sudah bukan jamannya lagi kita mengeluh bahwa kita orang yang berkekurangan. sudah tidak jaman lagi kita mengungkapkan "setengah mati" (negative/deficit thingking) karena masih ada "setegah hidup" (Positive thinking) yang akan memampukan kita untuk melawan (struggle) yang setengah mati itu..

Kemarin warga GMIT baru menyelesaikan suatu peristiwa akbar yakni SS yang membahas "mimpi" GMIT dalam 4 tahun ke depan serta mendesign cara untuk menggapai mimpi serta siapa orang yang dipercaya oleh Warga GMIT untuk mendrive program yang didesign untuk mencapai mimpi tersebut. kita sadari ada banyak kekurangan yang terjadi, kita sadari banyak praktek busuk yang terjadi, dan kita sadari juga ada banyak hal-hal negatif yang terjadi disana.. tapi tidakkah kita sadari bahwa negatif bisa ada karena ada positif? bukankan kita baru bisa memaknai malam karena ada siang itu? bukankan orang china sangat mengakui bahwa Ying akan menjadi sempurna karena ia bergabung dengan Yang? Saya tidak mau mengatakan bahwa dua hal ini saling melengkapi tapi yang ingin saya tekankan bahwa PASTI ada sisi positifnya dalam SS tersebut. marilah kita hilangkan energi yang terkuras karena memikirkan yang negatif agar timbul semangat baru untuk maju dengan menerima energi positif yang lahir dari menggali (discover) hal-hal positif di SS atau yang pernah dialami oleh GMIT untuk diambil hikmahnya (Best Practice).

Hal yang sama juga saya inginkan terjadi pada upaya GMIT dalam mengupayakan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat. mungkin saya agak naif dalam membaca maksud Pemberdayaan Ekonomi Jemaat, karena dalam kacamata naif saya, konsep ini melihat jemaat sebagai suatu kelompok yang tidak berdaya, sehingga paraklerus/presbiter atau petinggi jemaat merasa perlu untuk memberdayakan mereka. tapi dengan memakai kacamata terbalik (Change The way You look) kita bisa dapatkan hal positif bahwa jemaat kita bukanlah jemaat yang miskin. barangkali kita perlu belajar dari pedagang bugis ataupun mas jawa yang masuk keluar kampung untuk berjualan barang karena kacamata positif mereka melihat bahwa jemaat yang dalam pandangan kita adalah tidak berdaya secara ekonomi, adalah jemaat yang berduit yang bisa dimaksimalkan untuk kentungan mereka..

Berkaca pada kakek Steve, marilah kita melihat jemaat kita tidak lagi sebagai obyek pemberdayaan, tapi biarlah mereka dijadikan subyek pemberdayaan, karena yang mengenal diri mereka baik sisi positif dan negatif adalah diri ,mereka sendiri dan bukan petinggi jemaat.. Marilah kita ubah cara pandang kita..CHANGE THE WAY OF US SEES THE WORLD.. SALAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar